Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Juni 2011

Bab 3 KITA TERCIPTA DARI KETIADAAN



KITA TERCIPTA DARI KETIADAAN

(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.{QS. Al-Baqarah [2]:117}
Kata “bada’a” dalam bahasa Arab berarti penciptaan sesuatu dari ketiadaan. Kata ini juga menunjukkan kenyataan bahwa sesuatu tercipta bukan berdasarkan pola yang sebelumnya sudah dirancang dari suatu hal, melainkan sebagai satu entitas yang sama sekali baru yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Keajaiban terbesar penciptaan adalah pembuatan semua konsep dari ketiadaan coba pikirkan spektrum warna. Tidak seorangpun dari kita bisa membayangkan satu warna yang belum pernah kita lihat, tidak pula kita dapat menciptakan warna itu. Kita terbiasa dengan warna-warna yang sudah ada, tetapi kita tidak mungkin menciptakan warna baru. Allah, sebaliknya, menciptakan semua warna pada satu masa ketika konsep warna belum ada, sama halnya dengan alam semesta yang belum ada sebelumnya. Menciptakan sebuah konsep dan rentang isinya dari ketiadaan berada diluar imajinasi dan kekuatan manusia.
Kaum ateis mengatakan bahwa materi berasal dari keabadian, bahwa tidak memiliki permulaan, dan bahwa semua bentuk berkembang secara kebetulan. Sebagai contoh, seorang pakar teori materialis ternama George Politzer, dalam bukunya, menyatakan bahwa alam semesta tidak diciptakan ; kalau memang diciptakan, maka semesta itu pastilah buah karya Tuhan yang menciptakannya pada suatu masa dari ketiadaan. Oleh karena itu, agar bisa menerima teori penciptaan, kita harus membayangkan adanya suatu masa saat tidak ada alam semesta, karena ia muncul dari kehampaan.
Ateisme adalah keyakinan bahwa Tuhan tidak ada, sementara materialisme adalah keyakinan bahwa hanya benda-benda fisiklah yang betul-betul ada. Kedua kata ini sering dipergunakan sebagai sinonim. Kaum ateis yang menyangkal keberadaan Tuhan menerima ketidakterbatasan keberadaan materi, dan dengan demikian berpandangan materialis. Kaum ateis mengatakan bahwa materi tidak diciptakan melainkan muncul dari keabadian. Postulat tentang keberadaan Tuhan yang kekal dan bahwa materi diciptakan terpulang kembali ke agama-agama monoteis. Semua agama monoteis berpandangan bahwa Tuhan bersifat kekal dan bahwa materi diciptakan Tuhan.
Adalah benar bahwa masih ada orang pada masa sekarang yang menyembah matahari, bulan, dan api. Mereka menjalankan praktik dan ritual tanpa pembenaran logis, ilmiah, atau filosofis apapun. Tak ada gunanya menyangkal secara logis maupun ilmiah keyakinan yang tidak menghargai akal, logika, dan sains. Orang-orang seperti itu membutuhkan bukti yang akan mematahkan prasangka mereka dan membebaskan mereka dari obsesi. Di sepanjang sejarah telah ada tiga sudut pandang berbeda yang mengaku sejalan dengan akal dan sains. Ketiga sudut pandang ini setidaknya mengatakan bahwa mereka menerima akal, logika, dan sains dengan kriteria tertentu.
Ketiga sudut pandang itu adalah:
1. MONOTEISME : Tidak ada Tuhan Kecuali Allah, Dialah yang menciptakan alam semesta fisikawi yang luar biasa ini serta segala yang ada didalamnya, benda hidup atau mati.
2. ATEIS MATERIALISME : Materi telah ada dan abadi. Segala sesuatunya tercipta dari materi lewat serangkaian peristiwa kebetulan.
3. AGNOTISISME : Kita tidak bisa mengetahui mana dari kedua sudut pandang diatas yang benar, keduanya boleh jadi dibenarkan dalam keyakinannya .
Pada dasarnya hanya ada dua alternatif pokok, karena yang ketiga lebih menyatakan tidak ada satupun dari kedua pandangan itu yang dapat dibuktikan, bukan mengajukan pandangan baru. Sudut pandang agnostik mengatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui apakah materi dan benda-benda diciptkan atau tidak.

Bersambung ke :: Big Bang Menafikan Agnotisisme dan Ateisme
SUMBER :
Taslaman, Caner. Miracle Of The Qur’an. Turki : Nettleberyy / Citlembik Publications, 2006.
Bab 3
Keajaiban Al-Qur’an mengungkap penemuan – penemuan Ilmiah Modern.
Halaman : 44-46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar