Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Juni 2011

PROF. DAVID BENJAMIN KELDANI (ABDUL AHAD DAWUD) : MANTAN PASTOR KATOLIK



PROF. DAVID BENJAMIN KELDANI (ABDUL AHAD DAWUD) : MANTAN PASTOR KATOLIK
Prof. David Benjamin Keldani seorang Mantan Pastor Katolik dari Sekte Uniate Chaldean. Ia lahir pada tahun 1867 di Urmia, Persia. Dan mengenyam pendidikan dari sejak kecil dikota itu.
Dari tahun 1886-1889 (selama tiga tahun), ia menjadi pengajar Archbishop of Canterbury Mission untuk Assyrian (Nestorian) Christians di Urmia. Pada tahun 1892 ia diutus oleh Kardinal Vaughan ke Roma, disana ia mempelajari filsafat dan teologi pada propaganda fide college, dan pada tahun 1895 ia dinobatkan sebagai pastor. Ia banyak menulis artikel masalah keagamaan tentang “Gereja-gereja Timur” dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Pada tahun 1888, Benjamin kembali lagi ke Persia. Di kampung halamannya, Digala, sekitar 1 mil dari kota, ia membuka sekolah gratis dan tahun berikutnya ia dikirim oleh otoritas-otoritas Gereja untuk memimpin keuskupan Salmas, dimana konflik yang tajam dan berbau skandal antara Uskup Besar Uniate, Khudabash dan para Bapa Lazarist yang sudah berlangsung lain mengecam terjadinya perpecahan.
Pertanyaan besar yang sudah lama berkecamuk dalam benak pastor ini sekarang mendekati klimaksnya. “Apakah agama Kristen (khususnya katolik), dengan banyak sekali bentuk dan warnanya, dan dengan naskah-naskha kitab sucinya yang “tidak otentik”/palsu dan menyimpang adalah agama Tuhan yang sejati?
Pada musim panas 1900 ia pensiun dan meninggalkan villa mungilnya ditengah-tengah kebun anggur dekat air mancur Chali-Boulaghi yang terkenal di Digala, dan selama sebulan disana ia habiskan waktunya untuk sembahyang dan bermeditasi. Ia membaca berulang-ulang naskah-naskah suci dalam teks-teks aslinya. Krisis pun berakhir dengan pengunduran resmi yang dikirimkannya ke Uskup Agung Uniate, Urmia, dimana ia secara terbuka menjelaskan kepada Mar(Mgr) Touma Audu mengenai alasan ia melepaskan fungsi-fungsi kepastorannya.
Segala upaya yang dilakukan oleh otoritas-otoritas gereja untuk membatalkan keputusannya sia-sia belaka. Tidak ada perselisihan atau permusuhan pribadi antara Benjamin dan para atasannya; semua hanyalah berdasarkan kesadaran.
Selama beberapa bulan Mr. Dawud (begitulah panggilannya) sekarang dipekerjakan di Tibriz sebagai inspektur di Kantor Pos Bea dan cukai persia dibawah para ahli Belgia. Kemudian ia ditugaskan sebagai guru dan penerjemah putra Mahkota ‘Ali Mirza. Pada tahun 1903 ia dikirim oleh British and Foreign Unitarian Association untuk menangani masalah pendidikan dan penerangan ditengah masyarakat desanya. Dalam perjalanannya menuju Persia, ia mengunjungi Konstantinopel, dan setelah mengadakan beberapa kali wawancara dengan Syaikhul Islam Jamaluddin Effendi dan beberapa ulama lainnya, ia memutuskan memeluk Islam.
Ia menyatakan bahwa ia masuk Islam tak lain karena hidayah Allah yang Mahakuasa. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian, dan usaha-usaha lain untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya akan membawa kepada kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan mutlak Tuhan, maka Nabi Muhammad pun menjadi pola sikap dan perilaku.
Setelah masuk Islam David Benjamin keladani mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud. Ia menulis buku “Muhammad the bible” (terjemahan : menguak misteri muhammad)
Sumber buku islam is my choice halaman 5 s/d 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar